Saint Loco

Minggu, 06 Februari 2011

0 komentar


SAINT LOCO



Saint Loco berdiri September 2002. Sejak 7 Mei 2004, Saint Loco dipersunting mayor label Sony BMG Music Entertainment Indonesia. Album perdana mereka 'Rock Upon a Time' berhasil terjual 15 ribu kopi selama 2 bulan. Saint Loco memang doyan mengkombinasikan bahasa Inggris dan Indonesia dalam albumnya. Mereka pernah disebut-sebut sebagai Linkin Park Indonesia namun Saint Loco menepis anggapan itu dengan musik mereka.

Personel:                                               Album studio:
                                                            1. Rock Upon A Time (2004)
                                                            2. Vision For Transition (2006)
Berry - MC
Joe - Vocal
DJ Tius - The Spinner
Nyong - Drum
Gilbert - Bass
Iwan - Guitar
Joe - Vokal
Joe - Vocal



Berry - Reper


Iwan - Guitar



Gilbert - Bass



Nyong - Drum




DJ Tius - The Spinner





I LOVE SAINT LOCO

aKu adalah salah satu pengemar saint loco......
kerena musik yang di usung adalah musik gue bangat.....
setiap detak jantung aku bergemuruh bila mendengar tembang-tembang yang di mainkan oleh mereka......

selalu eksis buat saint loco....
saint loco-Never Die

Netral

0 komentar




NETRAL adalah band yang dibentuk pada tanggal 18 November 1992. Dimana oleh pers Indonesia saat itu dikatakan sebagai Band Alternatif. Terlepas dari yang diberikan pers Indonesia ini benar atau tidak. Yang jelas band yang dibentuk dari hasil persahabatan di SMA Negeri 55 dan 60 Jakarta ini hanya memainkan musik yang benar-benar murni keluar dari hati Nurani mereka sendiri. Sesuai dengan Definisi Musik yang kita kenal. Juli 1998, Bimo hengkang. Eno pun didapuk menggantikan Bimo. Desember 1999, Miten pamit untuk berangkat ke Amerika untuk meneruskan sekolahnya. Baru di tahun 2003 mereka bertemu Coki.
Personel:
Nama: Bagus Dhanar Dhana (Bagus)
Ttl: 17 Januari 1971
Posisi: bass dan vokal
Nama: Eno Gitara Ryanto (Eno)
Ttl: Jakarta, 11 Oktober 1979
Posisi: drum
Nama: Christoper Bollemeyer (Coki)
Ttl: Jakarta, 30 Desember 1976
Posisi: gitar
Mantan personel:
Nama: Gabriel Bimo Sulaksono (Bimo)
Ttl: 22 Desember 1971
Posisi: eks drum
Nama : Ricy Dayandani (Miten)
Ttl: 23 September 1971
Posisi: eks gitar
Album - Lagu :

Koil

0 komentar

rafi Koil Band

Koil adalah band beraliran rock yang berasal dari Bandung, berdiri pada tahun 1993, dengan formasi Otong (vokal), Doni(gitar), Imo (Bass), Leon (Drum). Sejak awal berdiri Koil memutuskan untuk membuat dan memainkan lagu-lagu ciptaan sendiri. Keputusan ini merupakan hal yang kurang lazim saat itu , karena kebanyakan band saat itu lebih sering membawakan lagu orang lain.

 

Sejarah dan perjalanan band

Dengan usaha keras akhirnya Koil berhasil menciptakan beberapa buah lagu dan pada tahun 1994 dengan dana yang minim Koil bisa masuk studio rekaman dan merekam sekitar 8 buah lagu. Kemudian lagu-lagu itu dirilis dalam single yang berjudul "Demo From Nowhere". Kaset ini hanya diedarkan terbatas, selain karena keterbatasan dana juga karena saat itu Koil kesulitan untuk mendapatkan tempat untuk menjual kaset tersebut. Satu-satunya tempat yang mau memasarkannya adalah Reverse Outfits, sebuah toko kepunyaan Richard Mutter (ex drummer Pas band)

Project Q

Pada tahun 1996, seorang produser bernama Budi Soesatio dari label Project Q (label yang mengeluarkan album Slank 1-3) tertarik untuk merilis album Koil dan mengkontrak Koil sebanyak 2 album. Maka pada bulan September 1996 Koil merilis full albumnya yang pertama yang berjudul “KOIL”, lagu-lagu di album ini sebagian diambil dari single Demo From Nowhere.
Album ini mendapat tanggapan positif dari khalayak musik Indonesia terutama pencinta musik rock, karena musik dan lirik nya dianggap tonggak baru dalam kancah musik rock Indonesia. Musik yang diusung Koil adalah musik rock yang dipenuhi dengan sampling sampling suara. Sampling itu tidak hanya berasal dari instrumen musik tapi juga dari suara-suara yang ada disekitar kita seperti suara air, suara besi dipukul, suara panci dipukul suara-suara binatang, suara orang pidato, dll, yang digarap dengan penggunaan teknik sampling yang apik . Dari segi lirik, penulisan lirik-lirik yang mengekspresian kekosongan hati, kegelapan dan kehampaan cinta yang dituangkan dalam bait-bait lirik berbahasa Indonesia, menjadi suatu nilai plus bagi koil karena lirik bahasa Indonesia masih jarang dipakai untuk jenis musik rock seperti Koil.
Kerjasama Project Q dan Koil sebenarnya masih menyisakan 1 buah album lagi tapi karena dihadang krisis moneter menyebabkan Project Q tidak dapat memproduksi album ke-2 Koil. Akhirnya pada tahun 1998 Koil memutuskan untuk keluar dari Project Q.

Apocalypse Record

Setelah keluar dari Project Q, Koil merilis single Kesepian ini Abadi di bawah label Apocalypse Record. Sebuah label yang dibuat oleh Otong (Koil) dan Adam (Kubik). Kaset single ini pun diedarkan secara indie melalui jaringan distro-distro underground yang saat itu sudah mulai banyak bermunculan di kota-kota besar,
Dirilisnya album ini membuat nama Koil kembali naik ke permukaan ditandai dengan banyaknya tawaran manggung yang datang. Seiring dengan itu, Koil mencoba konsep baru dalam pertunjukannya yaitu dengan memasukan unsur-unsur lain dalam pertunjukannya yaitu fashion dan tarian . Unsur fashion yang mendapat perhatian besar dari Koil adalah penggunaan kostum khusus dalam setiap penampilannya. Kostum dari kulit, berwarna hitam , penuh asesoris logam , sepatu boots tinggi , membuat penampilan Koil berbeda dengan band-band lainnya. Ditambah lagi dengan aksi para penari wanita yang berpakaian seksi membuat pertunjukan semakin menarik. hal ini akhirnya menjaditrademark bagi Koil, sebagai band rock pertama di Indonesia yang memadukan fashion, tari dan musik pada saat manggung.
Setelah merilis single ini, Koil kembali masuk studio rekaman untuk menyelesaikan materi lagu untuk album berikutnya, diselingi juga dengan membantu para musisi lain diantaranya meremix lagu dari Puppen, Burger Kill, Jasad. Lagu-lagu Koil juga masuk di beberapa kompilasi seperti: Best Alternative Indonesia (Aquarius Musikindo), Ticket To Ride (Spills Record), Kompilasi Viking-Persib.
Pada bulan Februari 2001, setelah melewati perjuangan keras yang penuh tantangan seperti kesulitan dana rekaman, minimnya peralatan musik, teknologi rekaman yang baru , dalam pembuatan album akhirnya Koil merilis full albumnya yang ke-2 yang berjudul Megaloblast dibawah label Apocalypse Record. Album ini berisikan 10 buah lagu dan berbungkus artwork kover yang sangat apik, berwarna dominan putih bergambar muka seorang wanita.
Pada saat pertama dirilis pendistribusian kaset ini dilakukan hanya lewat jaringan distro-distro underground di Jakarta dan Bandung ,pemesanan melalui pos, dan beberapa toko kaset . Cara ini terpaksa ditempuh oleh Koil yaitu untuk menekan biaya pendistribusian Tapi walaupun dengan cara seperti ini album Megalobalst dapat terjual sekitar 15 ribu kopi (sebuah angka yang cukup besar untuk ukuran indie label dan cara pendistribusian seperti ini).
Angka penjualan ini didukung oleh promo yang gencar yaitu dengan membuat ribuan poster dan baligo yang di pasang di jalan-jalan utama, untuk melakukan promosi seperti ini Koil dibantu banyak pihak seperti distro-distro, radio, majalah, dan yang mengundang kontroversi adalah bantuan dari Restoran McDonalds Cihampelas Bandung (restoran McDonalds dimusuhi komunitas underground di bandung saat itu). Store Manager restoran McDonalds saat itu adalah Wisnu Aji Nugroho aka Wayank (pendiri band/clothing citysounds) kabarnya adalah sahabat Koil
Setelah itu untuk menambah tingkat penjualannya, Koil membuat video klip untuk lagu Mendekati Surga dan klip itu dikirim ke MTV, tidak disangka-sangka ternyata klip itu mendapat tanggapan positif dari pihak MTV (saat itu MTV belum menayangkan klip-klip band indie). Setelah beberapa kali ditayangkangkan, klip ini mendapat respon yang sangat tinggi di MTV, (bahkan menurut pihak MTV melebihi request terhadap lagu Linkin Park), Hal itu membuat pihak MTV mengundang Koil untuk tampil dalam acara MTV Musik Award 2003.

Alfa Record

Melihat potensi ini, pada bulan Oktober 2003 sebuah label yaitu Alfa Record menawarkan kerjasama untuk merilis kembali album Megaloblast dengan pendistribusian yang lebih luas yaitu seluruh Indonesia. Akhirnya pada bulan Desember 2003 album Megaloblast dirilis kembali dengan penambahan 2 buah lagu remix dan perubahan artwork kover album, menjadi berwarna hitam, oleh karena itu album ini sering disebut MEGALOBLACK. Untuk menambah tingkat penjualan, Koil membuat 2 buah video klip lagi yaitu untuk lagu Kita Dapat Diselamatkan dan lagu Dosa Ini Tak Akan Berhenti. Kedua video klip ini di buat oleh rumah produksi “Cerah Hati”.
Peredaran kaset Koil secara nasional membuat orang makin mudah mendapatkan kaset Koil maka dengan sendirinya penjualan kaset Koil terus meningkat. Keadaan ini membuat Koil semakin dikenal di dunia musik Indonesia, sebagai salah satu band indie yang dapat disejajarkan dengan band-band major label. Prestasi Koil ini mendapat perhatian dari majalah Times Asia, sehingga dalam salah satu tulisannya menyebut Koil sebagai salah satu band rock masa depan Indonesia,
Pada tahun 2003-2004 Koil banyak diundang untuk tampil di acara-acara seperti Nescafe Musik Asik, Ulang tahun ke -20 tahun Slank di Stadion Lebak Bulus, Pekan Raya Jakarta dan Pensi-Pensi SMU di Jakarta dan Bandung.
Di pertengahan tahun 2005 sekitar bulan Juni, Koil merilis 2 buah single terbarunya yang berjudul Hiburan Ringan Part 1 dan Hiburan Ringan Part II. Single ini masuk dalam soundtrack film horror berjudul ’12:00 AM’. Masih di bulan yang sama , Koil membuat klip dari lagu Hiburan Ringan Part II. Untuk mempromosikan single terbaru ini Koil tampil di acara PESTA INDOSIAR, Kuta Karnival (Bali) untuk acara Oakley dan The Beat Rock Fest. Kemudian di Jogja pada acara Star On Campus.
Saat ini Koil baru saja menyelesaikan album terakhirnya dan sedang melakukan "KOIL BLACKLIGHTSHINESON TOUR 2008"2008.

Jeruji

0 komentar



Pertama berdiri tahun 1996, tepatnya pada tanggal 30 September. Awalnya sekelompok pemuda terdiri dari Aldonny, Heru, Dicky dan Hendra mencoba turut menyuarakan kepedihan mereka terhadap kehidupan. Dengan nama Mutant X mereka membawakan lagu lagu band kesukaan mereka. Seiring dengan perjalanan waktu mereka merasa nama Mutant X kurang Indonesia. Akhirnya terpilihlah Jeruji sebagai nama yang mewakili mereka pada saat dipanggil keatas panggung.

Perjalanan karier Jeruji meniti arus naik turun dan pahit manisnya panggung ke panggung. Hingga pada akhirnya mereka diajak terlibat dalam satu kompilasi klasik yang bertajug Bandung's Burning pada tahun 1997 yang di produksi oleh Riotic Recs dengan single No Really Competitions. Masih pada tahun yang sama Jeruji menerima ajakan untuk terlibat dalam satu kompilasi yang di produksi oleh label Tian An Men ..89 Recs dari Perancis dan masuklah single Pianjingeun pada kompilasi yang dirilis dalam bentuk Piringan hitam ukuran 7 inci dan beredar di Perancis dan negara eropa lainnya secara independen. Pada tahun 1998 setelah sekitar 2 tahun mencoba dari panggung ke panggung underground scene di Indonesia akhirnya Jeruji menelurkan album perdananya secara independen dengan judul FREEDOM yang dirilis oleh 41 Recs Bandung. Pada tahun yang sama juga kompilasi Brain Beverages dirilis dan single Broken adalah lagu Jeruji yang terlibat didalam kompilasi yang dirilis oleh Harder Recs Bandung.

Ternyata gaung Jeruji sampai juga ke negara matahari terbit dan sebuah records company bernama All System Fail merilis kembali kompilasi yang berisi single Pianjingeun bekerja sama dengan Tian An Men ..89 Recs dalam bentuk compact disc dan dirilis pada tahun 1999. Didalam negeri sendiri Jeruji ternyata concern dengan tidak adanya skatepark yang representatif untuk para skateboarder bermain. Seiring dengan ide itu Jeruji diajak oleh ISA (Indonesian Skateboarding Association) dan Spills Records untuk membuat kompilasi yang keuntungannya diperuntukan pada pembuatan Skatepark. Single Drunk With Power menjadi salah satu lagu yang ada dalam A Ticket To Ride &quota benefit for local skatepark" yang dirilis oleh Spills Records. Pada tahun 2000 Jeruji berubah formasi dan memutuskan untuk menambah personil sebagai bagian dari dinamisnya musik Jeruji. Robby mengisi posisi Gitar dan memberi nafas baru bagi Jeruji. Dan pada tahun ini juga Album Lawan dirilis oleh Napi Recs. Perjalanan panggung Jeruji ternyata tidak berhenti, tetapi malah semakin banyak dan mendewasakan masing masing personelnya.

Ide pembuatan Live Recording yang melibatkan penonton secara langsung memang belum ada waktu itu di Indonesia ternyata menarik untuk beberapa pihak. Dan akhirnya terwujud sudah dan melibatkan beberapa band pionir dan label independen di Bandung. Dengan tajug 4 Harvest Live Recording Jeruji bersama dengan Puppen, Forgotten dan Blind To See melakukan pertunjukan yang direkam secara live di Dago Tea House indoor pada tahun 2001 yang rencananya akan dirilis dalam bentuk kaset, CD dan VCD. Pada akhir tahun 2003, formasi terakhir Jeruji yaitu Aldonny”Themfuck”, Heru, Robby, Sanny dan Opick telah merampungkan materi lagu untuk album yang ketiga. Setelah melalui proses negosiasi dan sign kontrak dengan salah satu perusahaan recording independen, akhirnya pada bulan Agustus 2004 album mereka yang diberi nama "3rd" album berhasil dirilis secara eksklusif oleh Subciety Records. Album tersebut berisikan 13 lagu dengan materi dan nuansa yang sangat berbeda dari album mereka sebelumnya. Sebagai Heat up bagi scene underground di Indonesia, Jeruji baru saja merampungkan Video Klip untuk Single Lawan. Namun setelah identitas diri kami mulai tumbuh di dalam sebuah komunitas yang cukup solid ini, akhirnya kami harus ditinggalkan oleh salah satu gitaris kami yaitu Heru dan sementara untuk mengisi kekosongannya posisi tersebut digantikan oleh Ayi sebagai additional. Line-up tersebut masih bertahan sampai sekarang, dan sekarang sedang dalam proses persiapan untuk pembuatan video klip beberapa materi lagu yang ada di "3rd" album.

Goodboy Badminton

0 komentar

Good Boy Badminton



































GoodBoyBadminton adalah band Indie rock dari Bandung, 
Jawa Barat Indonesia. Terbentuk di tahun 2006 dengan dua orang anggota 
asli yang masih bertahan hingga sekarang: Ruswaman Rahmat sebagai 
vokalis/gitaris dan Doni Setiansyah sebagai perkusi/drummer. 
Termasuk juga Husein Prasetyo (bass dan backing vokal), 
Nanu Nurahman (gitaris utama dan backing vokal), dan Adyka Nugraha 
 (kibor dan synthesizer).


Telah merilis album pertamanya dengan judul album Going Out dengan single 
Kartu Mati oleh Heaven Records pada tanggal 5 maret 2010.


Dan sekarang GoodBoyBadminton sendiri masih melakukan tour promo
secara D.I.Y. dengan Heaven Records dan band-band seperti Disconnected 
dan Nudist Island






2006


Ruswaman Rahmat dengan kedua teman baik nya: Christoph 
Holler dan Mochamad Ramdhan, mulai membuat lagu untuk GoodBoyBadminton. 
Setelah lagu It's So Last Year muncul, mereka bertiga pun mulai mencari pemain drum. 
Ruswaman Rahmat mencoba konsultasi ke teman dekat nya dari band Rocket Rockers, 
Al a.k.a. Ucay. Al a.k.a. Ucay pun memberi rekomendasi 
untuk menghubungi pemain drum di album pertama Rocket Rockers yang juga 
merupakan salah satu pendiri Rocket Rockers yaitu Doni Setiansyah. Al a.k.a. 
Ucay pun memberi masukan untuk nama band, awalnya Ruswaman Rahmat h
anya terpikir dua kata bahasa inggris yaitu: Good & Boy. Namun agar tidak i
ndentik dengan Goodnight Electric, Al a.k.a. Ucay pun memberi saran agar 
menambahkan Badminton. Memang tidak ada kesinambungan dari kata 
Good Boy dan Badminton namun menurut Al a.k.a. Ucay dan Ruswaman 
Rahmat nama GoodBoyBadminton enak untuk di cerna dengan pikiran.

Dan bergabunglah Doni Setiansyah, dengan acuan aliran musik pop punk dan e
mo seperti Fall Out Boy dan Taking Back Sunday. Acuan bermusik dengan a
liran pop punk diputuskan oleh Ruswaman Rahmat, 
Christoph Holler dan Mochamad Ramdhan saat 
GoodBoyBadminton belum sepenuhnya terbentuk.

Setelah berjalan, band pun masih mencari posisi untuk pemain keyboard dan 
synthesizer. Bergabunglah Daniel Jensen sebagai pemain keyboard dan 
synthesizer. Muncullah lagu-lagu mereka yang lain seperti: This Is The Worst, 
Alert; alert! Lind Says, Everytime We Say Good Bye.


2007


Di tahun ini Mochamad Ramdhan dan Daniel Jensen harus meninggalkan 
band dan masuk lah Nanu Nurahman sebagai bassist menggantikan posisi 
Mochamad Ramdhan, dan Husein Prasetyo sebagai pemain keyboard dan 
synthesizer. Nanu Nurahman pernah menjadi vokalis dan gitaris di CloseHead 
sedangkan Husein Prasetyo pada masa ini masih sebagai teknisi bass nya 
Mulki Nazmulhakim, pemain bass Seurieus.


Band mulai mendapatkan banyak acara musik dan mulai terdengar cukup 
ramai terutama di kota Bandung. Sayang nya Christoph Holler harus 
meninggalkan band karena harus melanjutkan kuliah nya di Jerman, 
dan menetap di kampung halaman nya di Lörrach, Jerman. Sehingga 
membuat perubahan posisi lagi, Nanu Nurahman berganti posisi 
sebagai pemain gitar, Husein Prasetyo menjadi pemain bass. 
Dan Al a.k.a. Ucay menawarkan band untuk membuat 3way 
Split Album dengan band-band baru dari Jakarta yaitu: 
ALLS (A Little Less Sixteen) dan Pee Wee Gaskins 
di bawah naungan My Own Deck Records, Al a.k.a. 
Ucay pun menawarkan proposal ke My Own Deck 
Records dan sponsor-sponsor lain nya, namun 
belum menemui kesepakatan dengan sponsor-sponsor 
dan My Own Deck Records, sehingga proyek ini hampir dikatakan tidak jadi.


Setelah itu bergabung Nurfitri Djatnika alias Upit, 
sebagai pemain keyboard dan synthesizer. Upit 
sendiri pernah menjadi pemain perkusi/drum di 
Harapan Jaya, Boys Are Toys dan C.U.T.S.


2008


Dengan formasi terbaru di tahun ini menghasilkan satu lagu berjudul
Prediksi Tahun Depan (sekarang diganti menjadi Penantian Tahun 
Depan) sebagai lagu pertama yang menggunakan bahasa Indonesia 
dan I Cross My Heart, I Bled My Nose For This Scene.


Ternyata lagu-lagu baru mereka membuat beberapa perusahaan 
rekaman indie mulai melirik GoodBoyBadminton. Salah satunya 
Linoleum Records, yang mengajak bergabung di album Linoleum
Records - Family Vol.1 Compilation. Sisanya sudah terekam, 
ter-mixing, ter-mastering dan kontrak namun belum dirilis hingga saat ini.


Band pun ditawari oleh Heaven Records untuk mengikuti kompetisi 
GBOB (Global Battle Of the Bands) 2008 sebagai tolak ukur musik 
GoodBoyBadminton. Hasilnya band mendapat peringkat ke empat di semi final.


2009


Nurfitri Djatnika keluar dari band karena ingin fokus menjadi ibu 
rumah tangga (di tahun ini Upit menikah). Masuklah Yuwan 
Arwana menggantikan Upit di keyboard dan synthesizer.


Bulan July GoodBoyBadminton melakukan tanda tangan kontrak 
dengan Heaven Records untuk merilis album Going Out dan mulai 
memasuki dapur rekaman di bulan Agustus hingga November, 
namun Yuwan Arwana memutuskan untuk keluar sebelum sesi 
rekaman dimulai karena pekerjaan nya yang semakin sibuk. 
Sehingga hal ini membuat Ruswaman Rahmat harus mengisi 
rekaman keyboard dan synthesizer.






























Pembuatan album ini menghasilkan lima lagu berbahasa Inggris,
lima lagu berbahasa Indonesia dan dua lagu instrumen musik (intro,outro). 
Pembuatan album ini juga dibantu oleh musisi-musisi handal seperti:
Al a.k.a. Ucay dan Aska Pratama dari Rocket Rockers, Maruli Hasiholan
dari the Marmars, Graha Dea dari Homogenic, Oson dari Noin Bullet, 
Panji Prayoga dari Disconnected, Lucky Mizunata Jolly Jumper.


2010


Album Going Out rilis di tanggal 05 03 2010 dengan single pertama 
Kartu Mati dan menjadi number 1 top chart indie di Ninety Niners 
di tanggal 17 04 2010.


merilis video klip Kartu Mati di tanggal 22 04 2010.




Musikal dan Influence


Besar di komunitas Emo dan Punk di Bandung tahun 2000an, 
Ruswaman Rahmat salah satu otak utama dari band ini, 
terinspirasi olah band-band berikut: They Might Be Giants, 
the Get Up Kids, Pavement, Sendal Jepit, the Rentals, 
Bright Eyes, Motion City Soundtrack etc. Dan Doni Setiansyah 
yang mengemari musik, Blink 182, Shelter etc. Membawa 
GoodBoyBadminton dalam bermusik selayak nya musik Indie Rock 
dan Alternative Rock


Karena GoodBoyBadminton besar di komunitas Pop Punk, sehingga 
banyak yang menganggap bahwa mereka beraliran Pop Punk. Tapi itu 
tidak dipermasalahkan oleh mereka. Menurut mereka, orang-orang atau 
pendengar mereka bebas untuk mendefinisikan musik GoodBoyBadminton 
itu seperti apa dan beraliran apa, karena musik sekarang sudah begitu universal.


Diskografi
Album
• 2010: Going Out
Kompilasi
• 2008: Family Vol.1 by Linoleum Records
• 2010: Lovely March by majalah Hai 
Emailg.teambdg@yahoo.com
Websitehttp://www.goodboybadminton.com
http://www.myspace.com/goodboybadminton
http://www.facebook.com/?ref=home#!/grou...
http://www.twitter.com/G_Team_Bdg
Location
Bandung, Indonesia

Boomerang

0 komentar

Dengan diperkuat Roy Jeconiah (vokal), John Paul Ivan (gitar), Hubert Henry (bas), Petrus Augusti (dram), grup rock asal Surabaya yang bernama Lost Angels ini mencoba uji nyali mengikuti Festival Rock se-Indonesia VI (1993). Lumayan, mereka masuk 10 besar finalis, diurutan ke-6. Sebagai hadiah, lagunya berjudul No More ikutan nangkring di album kompilasi 10 Finalis Festival Rock se-Indonesia VII.
Sejak itu, Lost Angels mulai masuk jajaran grup rock yang namanya mulai diperhitungkan di Surabaya dan sekitarnya. Bahkan Roy dkk sempat mendapat kehormatan sebagai band pembuka Gong 2000, ketika grup musik yang dikomandoi Ian Antono menggelar tur di Sulawesi Selatan. Di luar itu, satu hal yang tetap menjadi obsesi Lost Angels, yakni masuk dapur rekaman. “Itu obsesi kita,” kenang Roy, yang mengaku beberapa harus menemui Log Zhelebour menawarkan master album rekaman.
Setelah melalui proses yang cukup panjang, pada tahun 1994, mereka tanda-tangani kontrak dengan Log Zhelebour untuk rekaman album, sekaligus diputuskan Lost Angels berganti nama jadi Boomerang. Nama Bomerang itu sendiri diambil dari salah satu lagu yang ada di album perdana mereka. Sayangnya, hampir dalam waktu bersamaan, Petrus Augusti mundur, yang kemudian posisinya digantikan Farid Martin. Apa yang diraih Boomerang saat ini tidak lepas dari keberadaan Log Zhelebour sebagai produsernya. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa kehadiran Log di sini punya andil tidak kecil dalam mengangkat nama besar Boomerang sebagai salah satu grup rock papan atas. Selain bertindak sebagai produser, Log juga menangani urusun showbiz-nya.
Di tengah persiapan untuk promosi rilis album X’Travaganza (2000), Log sempat bikin 7 video klip yang digarap sebelum album tersebut edar. Tapi sayang, tak lama setelah album X’Travaganza dirilis, dan di saat sedang gencar-gencarnya mereka melakukan promosi, Boomerang mengambil keputusan dengan menyatakan mundur dari manajemen Log Zhelebour. Bukan cuma itu, bersamaan dengan dirilisnya album Terapi Visi (2003), mereka memutuskan untuk keluar dari dari Logiss Records, dan ganti bernaung di Sony Music – Indonesia.
Dibawah manajemen Log, grup musik yang sempat jadi band pembuka Megadeth saat manggung di Medan ini telah merilis 7 album, masing-masing; Boomerang (1994), Kontaminasi Otak (1995), Disharmoni (1996), Segitiga (1998), Best Ballads of Boomerang & Hard ‘N Heavy (1999), dan X’Travaganza (2000).(lex)

Beside

0 komentar




Beside exsis dari pertengahan tahun 1997, berdiri di kota Bandung Indonesia, lahir di tengah-tengah komunitas yang cukup ternama di Indonesia “HOMELESS CREW”. Sebuah band project pada asalnya dengan memainkan musik-musik hardcore pada zamannya dari mulai Rykers, Strife, Earth crsis dll. Berganti-ganti personel adalah menjadi suatu kebiasaan, bahkan di akhir tahun 2007 beside masih berganti personel.

Fattah, salah satu gitaris beside yang terakhir harus resign! Di karnakan kesibukan kerja yang sangat padat. Ichad Heaven fall adalah orang yang kami pilih untuk menutup kosongnya formasi, dan karna seringnya kita berganti pesonel, maka beside banyak bertemu orang-orang baru yang mempunyai selera musik yang beragam dari mulai Inflames, Soilwork, Dragon force, Slayer, Malevolent creations,Kataklysm dll. Yang pada akhirnya memberi warna baru bagi musik beside. Metal mungkin konsep yang lebih cocok untuk beside pada sekarang ini.

10 tahun memang bukan waktu yang sebentar untuk menyelesaikan satu album, karna seringnya berganti ganti personel, kesibukan yang menyita waktu, konsep musik yang masih belum jelas menjadi factor utama dalam keterlambatan kami.

Dengan formasi saat ini yang solid Owank voc,Akew Guitar, Paneu Bass, Chad Guitar, Baby Drum, akhirnya beside bisa menyelesaikan album pertama kami yang di beri nama AGAINST OURSELVES, yang di rilis di akhir tahun 2007 oleh parapatan rebels & absolute records.

Story Of The Year

Sabtu, 05 Februari 2011

0 komentar



Marsala (lead vocal), Ryan Philips (gitar), Philip Sneed (gitar), Adam Russel (bass), dan Josh Wills hanya mendapat panggung kecil pada Van Warped Tour, Juli 2002 di Peoria Sports Complex, Phoenix Arizona. Maklum saja, belum banyak orang yang kenal dengan band yang satu ini.
Tapi dua tahun berselang pada panggung yang sama, tepatnya Juli 2004 mereka tak lagi dianggap remeh. Bahkan panggung utama rela disediakan panitia. Aksi mereka yang gila bak cacing kepanasan membuat penonton merangsek dan berdesak-desakan kedepan panggung menikmati konser. Dan Marsala, sang vokalis pun pintar memanfaatkan situasi. Ia tak hanya pintar menjadi komandan kawan-kawannya, penonton pun dibuat puas dengan aksi panggung mereka yang benar-benar “hidup”.
Ya, mereka adalah lima pemuda asal St. Louis, Arizona yang tergabung dalam sebuah band Story Of The Year. Band yang terbentuk pada tahun 1996 ini awalnya bernama Big Blue Monkey. Namun, karena sudah ada terlebih dahulu band beraliran blues yang memakai nama Blue Monkey, akhirnya nama tersebut diganti menjadi Story Of The Year.
Sebagai salah satu band penganut aliran emo, Story of The Year tak luput dari lirik-lirik yang suram, sedih, penuh kemarahan namun memiliki makna yang dalam. Kesedihan, rasa sakit, dan kemarahan inilah yang lalu dilampiaskan mereka saat beraksi dipanggung. Hasilnya, aksi yang “gila”. Lihat saja bagaimana mereka meloncat-loncat di panggung, berteriak-teriak, atau bahkan meloncat ke arah penonton dan melakukan moshing.
Awalnya Story Of The Year mencoba merekam demo lagu mereka sendiri. Hasilnya, tiga album demo (EP) mampu mereka ciptakan. Namun sayang, saat mereka akan mencoba membuat album format penuh pertama, gitaris mereka sebelumnya, Greg Haupt memutuskan untuk keluar dari band. Akhirnya formasi sekaranglah yang terus dipertahankan oleh mereka.
Berkat perjuangan dan pengorbanan mereka, akhirnya album pertama “Page Avenue” berhasil mereka rilis pada September 2003. Berkat single pertama “Until The Day I Die” mereka mampu memuncaki tangga lagu pada radio KROQ sepanjang Juli hingga Agustus 2003 dan album ini terjual jutaan keping di seluruh dunia.
Lalu berlanjut dengan single kedua “Anthem Of Our Dying Day” yang video klipnya dibuat oleh Mr. Hahn, personil Linkin Park. Bahkan single ketiga mereka “And The Hero Will Drown” dipercaya mengisi soundtrack game “Need for Speed : Underground 6” dalam berbagai format.
Kesuksesan inilah yang membuat Linkin Park mengajak mereka turut serta dalam Meteora World Tour 2004 bersama Hoobastank dan POD. Bahkan pada tahun yang sama Story Of The Year juga tampil di panggung Vans Warped Tour, Wake Up Screaming dan KROQ’s Wennie Roast.

Aksi Brutal

Namun kesuksesan ini sempat tercoreng akibat kasus perkelahian yang melibatkan personil Story Of The Year dengan beberapa roadies atau kru Godsmack, sebuah band beraliran nu-metal dan modern rock. Menurut laporan yang disiarkan MTV News pada Mei 2004 perkelahian tersebut, seperti yang dituturkan sang gitaris, Ryan Philips, bermula akibat personil Godsmack yang kecewa dengan aksi panggung Story Of The Years. Kasus ini pun langsung ditangani Noblesville Police Department. Untung saja tidak ada yang ditahan akibat perkelahian tersebut. Perkelahian ini bahkan dianggap angin lalu saja oleh para personil Story Of The Years. Dengan entengnya mereka mengatakan, “Mungkin Godsmack salah paham, sebenarnya kita hanya ingin mengajak mereka membeli es krim bersama saja”.
Kegilaan mereka ternyata bukan hanya dipanggung saja, saat di dalam studio pun mereka selalu bertingkah “diluar kewajaran”. Ini terbukti saat mereka mulai mengerjakan album kedua setelah beristirahat dari tur panjang selama tahun 2004. Sebagian besar persiapan album tersebut dilakukan di rumah sang gitaris, Ryan Phillips yang juga menjadi studio latihan. Untuk album kedua mereka bekerjasama dengan Steve Evetts yang juga pernah menggarap album milik Hatebreed dan Snapcase.
Saat itu pengerjaan album sudah memasuki tahap tracking sessions untuk drum. Pada sesi terakhir, seluruh personil termasuk Steve Evetts masuk kedalam studio dan “menyanyi” bersama. “Saat itu sungguh luarbiasa, kami beraksi seperti sedang konser. Kami semua meloncat-loncat dan berteriak-teriak sangat keras” kata Dan Marsala sang vokalis.
Aksi gila ini baru berakhir saat sesi drum telah lengkap dan diakhiri dengan kejadian yang membuat semua yang ada di studio kaget dan berteriak histeris. Pada take terakhir untuk lagu penutup, Josh Wills sang drummer tiba-tiba menusuk drum miliknya dengan stickdrum, kemudian membanting seluruh set drum tersebut. “Kami sedang on fire saat itu” kata Adam Russels sang bassist.

Beberapa minggu setelah kejadian tersebut, akhirnya Story Of The Year meluncurkan album kedua mereka “In The Wake Of Determination” pada 11 Oktober 2005. Dengan mengandalkan single pertama “We Don’t Care Anymore” album itu hanya terjual 150 ribu keeping sampai 5 Maret 2006 sehingga gagal mendapatkan penghargaan emas dari situs RIAA. Namun mereka mampu memperoleh penghargaan emas dari RIAA berkat CD/DVD Live in Lou/Bassasins yang terjual lebih dari 50 ribu keping. Dan pada Mei 2006 Story Of The Year sukses menggelar tur keliling Australia dengan dukungan band Emery dan Flogging Molly. Dengan album keduanya, Story Of The Year mendedikasikan kesuksesan yang diraih mereka pada beberapa tahun sebelumnya. Perjuangan dan kerja keras mereka menaklukan dunia musik tertuang dalam lagu “Five Against The Words”. “Kami akan selalu ingat apa yang telah kami lakukan selama ini. Kita sangat senang kemana pun kita pergi. Kita tak pernah mengira akan jadi seperti ini sebelumnya. Ini sungguh pengalaman yang luar biasa” kata Dan Marsala sang vokalis. Salah satu lagu yang paling keras pada album kedua ini adalah “Jarhead”. Tempo yang cepat dan sentuhan nuansa hardcore memenuhi lagu ini sehingga seolah-olah lagu ini memang diciptakan untuk membuat keributan. Di tahun 2007 ini, Story Of The Year kembali masuk studio untuk menggarap album ketiga mereka. Diperkirakan album tersebut selesai dan dirilis pada musim panas pertengahan tahun ini. Belum ada kepastian siapa produser yang akan bekerjasama dalam penggarapan album tersebut. Namun saat ini mereka sedang mempersiapkan beberapa materi termasuk untuk DVD seperti sebelumnya. Kita tunggu saja karya yang dihasilkan dari band yang menjadi referensi musik remaja sekarang ini. Di Indonesia, gaung Story Of The Year sudah menyebar sejak album pertama mereka. Maka tak heran jika musik bahkan penampilan mereka baik di panggung maupun diluar panggung sudah menjadi inspirasi band-band anak muda saat ini. Ya, Story Of The Year memang bukan story (cerita) kemarin sore. Bahkan bisa dikatakan mereka bukan hanya story of the year (cerita tahun ini) tapi merupakan story of a lifetime (cerita abadi selamanya).

AVENGED SEVENFOLD

0 komentar


Setelah sukses dengan album Selft-titled yang dirilis 30 Oktober 2007, Avenged Sevenfold (A7x) tidak lantas membuat grup metalcore itu bersantai, saat ini band asal California, Amerika Serikat, sedang terlibat dalam proyek album kompilasi yang diprakarsai oleh Warner Bros. Album yang rencananya diberi judul A Revolution in Sound itu berisi 11 tembang klasik yang dinyanyikan ulang oleh musisi-musisi dunia dari berbagai aliran musik.

Avenged Sevenfold Band Pic and wallpaper

A7x sendiri kebagian membawakan lagu legendaris milik Black Sabbath, berjudul Paranoid, awalnya ketika memulai proyek itu, Avenged Sevenfold ingin menyanyikan lagu band rock era 80-an, Mr Bungle, yang berjudul Strubb (A Dub). Namun, Warner Bros menyodorkan lebih dahulu daftar lagu-lagu yang bisa dinyanyikan.

M.Shadows dkk mengaku sempat kesusahan memilih lagu yang tepat. Terutama memilih beberapa lagu yang ada di daftar Warner Bros. Pemilihan itu cukup sulit. Sebab, ada tenggat waktu yang harus dipenuhi. Namun, akhirnya pilihan jatuh pada track Paranoid. A7x mengaku bangga bisa menyanyikan lagu Black Sabbath. mereka bisa merasakan spirit yang luar biasa saat menyanyikan Paranoid




Kali kedua konser Avenged Sevenfold di Indonesia masih
padat dipenuhi para fans yang rata-rata masih belia alias ABG. Mereka rela antri sedari jam 16.00 WIB sore, padahal konser yang dipromotori Java Musikindo bekerja sama dengan LA Light Music ini baru akan berlangsung pukul 20.00 WIB di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (22/10).

Jibriel, band Indonesia yang digawangi Ozzy (vokal), Nara (gitar), Zaindra (gitar), Namora (bass) dan Fahri Albar (drum), yang merupakan anak musisi senior Ahmad Albar menjadi band pembuka dengan membawakan sekitar 6 lagu di album mereka, seperti: Di Akhir Waktu, Dendam, Bayang, Takkan Kulupakan, Selalu Untuk Selamanya, dan Raih. Sekaligus pemanas suasana untuk masuk pada konser puncak, penonton yang sudah tidak sabar terus berteriak "Sevenfold...Sevenfold" memanggil band yang mereka tunggu sedari sore hari dengan menggenggam tiket masuk seharga Rp325.000.

Sekitar pukul 21.00 WIB barulah Avenged Sevenfold, band asal Amerika yang terdiri dari M. Shadows (vokal), Synyster Gates (lead guitar), Zacky Vengeance (gitar), Johnny Christ (bass), dan The Reverend (drum) memecah kerinduan para fansnya di tanah air dengan mengumandangkan lagu-lagu dari dua album yang telah mereka rilis.

Dibuka dengan Critical Acclaim, dan disusul Afterlife, Beast and the Harlot, Scream, dan Seize the Day. Setelah Unholly Confession mereka menurunkan tempo, untuk kemudian menggebrak kembali lewat tembang macam Bat Country, Gunslinger, Almost Easy, dan A Little Piece of Heaven menjadi tembang penutup yang manis di Rabu malam kemarin.








(HOT NEWS)

Mungkin rasanya berlebihan jika Avenged Sevenfold adalah salah satu band paling digemari sedunia saat ini ( Most Favorite Rock Band ) tak terkecuali di Indonesia, tapi itu nyata. Jika Anda kurang tahu beritanya, ya maklum saja jarang sekali ada acara mengenai musik barat di TV manapun di Indonesia, betul ga........?

Untuk itu info tentang band Avenged Sevenfold yang sebelumnya pernah dibuat di Info A7X dan telah di revisi lebih Update dan komplit dengan berbagai info disertai full download free ( gratis ) dari album yang pertama sampai yang terbaru sampai saat ini. Oke lah.... dari pada kebanyakan ngoceh sana sini, lebih baik langsung saja tak kasih informasinya.

Avenged Sevenfold, dalam bahasa indonesia artinya pembalasan dendam tujuh kali lipat, kenapa begitu???
Kalau ga tau, sama... saya juga ga tau, ihiks. Tapi yang pasti Avenged Sevenfold keren banget, mulai dari penampilan personelnya yang garang, gede, tatoan, kayak preman pasar, eh bukan pasar, mall aja, hidupnya kan dikota?! Selain itu mereka punya genre yang banyak, mulai dari rock, hardcore, metal, bahkan sampai membuat versi alternatif yang ada di album terahir mereka Diamond in The Rough di tahun 2008, tak lupa juga meraka membuat lagu yang terbilang kalem, seperti Warmness on the Soul, I won't see you toningh, Dear God, dan yang single pertama di album terbaru Untill The End.

Nha, mengenai salah satu lagu tersebut yaitu Dear God, ada sebagian penggemar yang menyayangkan kalau kenapa ya Avenged Sevenfold kok membuat lagu kalem begitu, padahal mereka punya genre yang metalcore abiz... tapi yang terjadi malah sebaliknya, lagu tersebut malah membuat nama mereka menjadi lebih terkenal di dunia, termasuk indonesia, benar kan? Mulai dari penikmat musik seperti musik rock, alternatif, pop, cowo atau cewe, bahkan orang yang tidak sengaja dengerin lagu ini, kebanyakan banyak yang suka. Ibarat peribahasa "mati satu tumbuh seribu", kini penggemar band tersebut banyak sekali.

Tapi memang benar lagu ini sangat enak dinikmati dan menyentuh sekali, apa lagi kalu di puter saat pikiran lelah, senang, sedih, atau apapun itu. Saat lagu ini lagi booming banyak sekali radio-radio di indonesia yang muterin lagi ini, bahkan sempat menjadi top request selama berminggu-minggu.

kalau mau donlot, urlnya = http://www.youtube.com/watch?v=euji2ji4Xmw
Caranya udah tau kan? kalo yang belum nih Tips Download Youtube Video

Banyak pengamat musik yang berpendapat bahwa Vokalis A7X M. Shadows adalah salah satu penyebab bergantinya aliran metalcore menjadi sedikit pop-rock. Penilaian tersebut didasarkan setelah ia mengalami patah pada tenggorokanya yang menyebabkan pita suaranya terganggu sehingga ia menjalani operasi. Namum Vokalis yang bernama asli Matt Sanders menolak dengan tegas pendapat orang-orang tadi, kemuadian ia berkata "Semua lagu yang kami ciptakan adalah rencana sejak awal berdirinya band kami, saya terinspirasi oleh Guns n' Roses. Jadi mengenai operasi yang sempat hampir menghilangkan suaraku itu adalah bukan alasan yang tepat!" tegasnya.

Itu sedikit cerita saja dari saya, dan berikut ini adalah biografi Avenged sevenfold yang sebagian sumber dimuat dari wikipedia.

Avenged Sevenfold (juga dikenal sebagai A7X), adalah band beraliran rock yang berasal dari Huntington Beach, California.

Biografi
Terbentuknya Avenged Sevenfold
Avenged Sevenfold terbentuk pada tahun 1999 di Orange County, California. Band tersebut pertama kali dibangun oleh M Shadows dan Zacky Vengeance dan diikuti oleh The Rev. dan Matt Wendt. Kemudian diikuti oleh Synyter gates dan Johny Christ yang bersaing dengan Justin Sane. Dan akhirnya 2 orang ( Matt Wendt dan Justin Sane ) keluar sebagai anggota disihkan oleh Johny Crist. Album pertama mereka, Sounding the Seventh Trumpet direkam ketika mereka masih berumur 18 tahun. Album ini dirilis dengan label Good Life Recordings, tetapi setelah gitaris Synyster Gates masuk Avenged Sevenfold, album ini dirilis ulang dengan label Hopeless Records. Lagu "To End The Rapture" juga direkam ulang, kali ini ditambahkan dengan permainan gitar Synyster Gates.
City of Evil (2005-2007)

Tahun 2005, Amerika Serikat tengah jenuh dengan musik hip-hop dan pop yang merajalela, lalu Avenged Sevenfold merilis album mereka City of Evil tepatnya pada tanggal 8 Juni, 2005. Hits single Bat Country merupakan lagu metal/rock pertama yang merajai MTV TRL. Mereka mempopulerkan kembali solo gitar dengan duet gitaris Synyster Gates dan Zacky Vengeance yang benar-benar memanaskan area moshpit. Album tersebut mendapat sertifikat gold dan memenangkan predikat Best New Artist in a Video di MTV VMA 2006 untuk lagu Bat Country.

Tahun 2007, mereka kembali masuk studio untuk merekam lagu terbaru mereka untuk studio album ke-5 mereka. Awal Agustus 2007, mereka menjalani tur Asia Pasifik mereka, dan sempat mampir di Indonesia dan memainkan lagu mereka pertama kali di depan publik. Lagu yang berjudul Almost Easy tersebut mendapat sambutan hangat dari penggemar di seluruh dunia. Ketika itu band punk Jogjakarta Endang Soekamti didaulat menjadi band pembuka.

Tahun 2008, mereka berpartisipasi sebagai headliners di tour Taste of Chaos bersama dengan Bullet for My Valentine, Atreyu, Blessthefall dan Idiot Pilot. Ketika tour, mereka merekam sebuah DVD yang mengandung 6 lagu baru mereka.

Dalam tournya, Avenged Sevenfold juga sudah manggung untuk yang kedua kalinya di Indonesia Oktober 2008 lalu masih dengan event organizer yang sama yakni Java Musikindo seperti 1 tahun sebelumnya.

Dan di awal tahun 2009, mereka menggelar konser bersama tiga grup band ternama antara lain Buckberry, Papa Roach, dan Saving Abel.

Discography
* Sounding the Seventh Trumpet (2001)
* Waking the Fallen (2003)
* City of Evil (2005)
* Avenged Sevenfold (2007)
* Live in the LBC & Diamonds in the Rough (2008)

Anggota saat ini

* M. Shadows - vokal



* Synyster Gates - gitar melodi, piano, vokal
* Zacky Vengeance - gitar ritmik, vokal
* Johnny Christ - bass, vokal
* The Rev - drum, perkusi, vokal, piano

Mantan Anggota
* Justin Sane - Bass
* Dameon Ash - Bass* Matt Wendt - Bass

Ciri khas
Mereka cenderung memainkan nuansa agresif pada vokal, gitar, dan drum (bass tetap statis). Dengan sentuhan yang dinamis, mau keras atau lambat, mereka tetap menggunakan harmonisasi yang luar biasa dan komposisi yang teratur. Sebut saja lagu-lagu yang sedikit melow, seperti Seize The Day dan Dear God, gitarnya tetap di drop Dm seperti halnya metal-metal kebanyakan. Kemudian, ciri khasnya selain komposisi dan drop, Syn memasukkan nuansa sweep picking (arpeggio) di hampir semua lagunya. Keindahan sweep picking yang dipadukan dengan kromatik, slide, dan teknik-teknik lainnya bisa kita dengar di lagu The Wicked End. Kemudian selain itu, tidak lupa juga sentuhan akustik yang membawa suasana seperti di Hawaii, bisa kita dengar di lagu Sidewinder. Tapi, satu lagi ciri khas yang tidak pernah lepas dari mereka, menduetkan gitar Syn dan Zacky, memakai double bass dengan tempo yang beberapa kali lipat beat-nya dari biasanya.

Genre
Secara umum, Avenged Sevenfold diklasifikasikan sebagai band penting dan berpengaruh dalam era New Wave of American Heavy Metal (NWOAHM) . Merekai mempunyai banyak genre , termasuk sebagai genre crossover, yaitu sering meninggalkan konsep genre sekaligus (terutama dalam album mereka yang paling baru). Sebagai contoh, Avenged Sevenfold's debut Sounding of Seventh Trumpet yang terdiri dari hampir seluruhnya Metalcore, namun terdiri dari beberapa penyimpangan yang ada di genre ini, terutama dalam "Streets" yang menggunakan gaya punk, dan "Warmness on the Soul," yang diiringi dengan piano, dan dapat dianggap soft rock. Pada Waking The Fallen, band ditampilkan jauh lebih halus dan fasih. Di City of Evil, band ini telah memilih untuk meninggalkan genre Metalcore, berkembang yang lebih punk metal / pemaduan gaya, yang tidak beda jauh dengan band seperti Bullet for My Valentine dan Trivium. Selain itu, permainan drum di album baru cenderung lebih alternatif-metal yang dipengaruhi gaya, mirip dengan Slipknot. Avenged Sevenfold's self-titled album, sekali lagi, terdiri dari beberapa penyimpangan yang kurang konsisten dan gaya genre dari album utama hard rock dan heavy metal lagu, terutama dalam "Dear God", yang mengadopsi musik Countri, dan "A Little Piece of Heaven ", yang meliputi elemen Broadway Show Tunes, terutama dengan menggunakan instrumen bass dan gesekan orkestra untuk mengambil alih sebagian besar peran lead dan ritme gitar. Band berubah ekstrim sejak album pertama, yang merupakan ciri sebagai band dengan hard-screams, growls, dan lirik yang bisa diharapkan dari genre Metalcore, untuk menjadi lebih dari sebuah perpaduan antara punk rock, hard rock, dan heavy metal. Dan album Diamond in The Rough mempunya genre tidak berbeda jauh juga dengan album self-title mereka.